Kamis, 04 Desember 2008

Atlet Rawan Cedera Ligamen Lutut





Sjifa Amori - Reporter Junior - Jum'at, 12 September 2008 14:00:43 WIB
Wita Lestari - Redaktur - Senin, 15 September 2008 13:11:49 WIB
Triyono - Layouter - Senin, 15 September 2008 13:13:21 WIB

Keyword

:

Atlet Rawan Cedera Ligamen Lutut


Tak jarang atlet mengalami cedera serius, yang tersering adalah cedera ligamen lutut.


KETIKA pelari gawang andalan China peraih emas Olimpiade Athena 2005, Liu Xiang, mengalami cedera pada tendon achilles (bagian belakang tungkai bawah) saat bertanding di Stadion Bird's Nest di Beijing Agustus lalu, seluruh China ikut bersedih. Atlet berusia 25 tahun mantan pemegang rekor dunia di nomor lari gawang 110 m ini adalah harapan terbesar China untuk merebut medali emas dari atletik.

Itu hanyalah salah satu contoh risiko buruk yang dialami atlet. Bukan hanya prestasi, cedera yang parah saat berlatih dan bertanding bahkan juga bisa mengakhiri profesi sang atlet itu sendiri.

Ada cedera lain yang rawan dialami atlet, yaitu cedera pada lutut. Biasanya ini terjadi pada atlet cabang olahraga high-impact, seperti sepak bola, basket, futsal atau bulu tangkis. Karena, dalam olahraga jenis ini banyak gerakan mendadak yang berubah arah. Misalnya, berlari lalu tiba-tiba berhenti dan berganti arah. Atau juga melompat dan secara mendadak berubah arah.

"Dalam olahraga di mana atlet memberi tekanan berlebih pada lutut ditambah penghentian dan perpindahan arah tiba-tiba, anterior cruciate ligament memainkan peranan penting," kata ahli bedah Andre Pontoh pada media edukasi "Jenis Gangguan Sendi Lutut dan Terapi Penanggulangan Terkini" di Rumah Sakit Pondok Indah, awal Agustus lalu.

Ligamen cruciate menghubungkan tulang betis ke tulang paha. Ligamen tersebut terdiri atas beberapa fibre yang berfungsi mengikat sendi lutut dengan kuat ketika sendi lutut melurus dan membengkok. Kata "cruciate" berasal dari crux, yang artinya menyilang. Ligamen cruciate yang terletak di bagian depan lutut adalah anterior cruciate ligament (ACL) dan yang terletak di belakang lutut disebut posterior cruciate ligament (PCL).

Dengan struktur seperti itu, ACL berfungsi menjaga supaya tibia (tulang kering) tidak meleset melewati lutut. Dan juga berfungsi untuk menstabilkan lutut ketika berotasi. Namun, olahraga high-impact ini sering menyebabkan tekanan karena tungkai bagian bawah secara mendadak dilambatkan sementara bagian lutut justru dipaksa bergerak cepat. Atau tekanan pada lutut karena tibia sering dipaksa berotasi.

Kalau ligamen tidak bisa menolerir lagi gerakan yang memberatkan ini, dia akan kehilangan daya ikatnya terhadap tulang. Akibatnya, kedua tulang (tulang paha dan betis) tidak lagi tersambung karena ACL putus. Inilah yang sering disebut sebagai cedera ligamen.

"Kalau atlet mengalami cedera ini, saat itu juga atlet akan merasakan kesakitan luar biasa yang membuatnya langsung terjatuh. Dan akan terdengar juga bunyi "pop" yang cukup keras. Kemudian bagian lutut langsung akan membengkak," kata Pontoh dalam presentasinya, Cedera Sport dada Lutut.

Cedera ligamen ini bisa terjadi akibat tekanan yang lebih besar daripada kekuatan alaminya. Sehingga, ligamen mengalami robekan. Latihan penguatan bisa membantu mengurangi risiko terjadinya cedera ligamen. Satu-satunya cara untuk memperkuatnya adalah berlatih ketahanan, yang secara bertahap akan menambah kekuatan ligamen. Makanya, olahraga semacam ini sangat tidak disarankan buat orang yang sehari-harinya lebih banyak duduk di kantor. "Lebih baik melakukan olahraga lain yang tidak terlalu memberikan tekanan pada ligamen, seperti berenang, bersepeda, lari dan jalan kaki," kata Pontoh.

Selain itu, pada setiap olahraga juga perlu ada pemanasan, olahraga inti, dan pendinginan. Dan juga pemilihan olahraga yang tepat, yaitu sesuai berat badan. "Olahraga high-impact tidak disarankan bagi orang yang obesitas. Karena obesitas berisiko lebih besar mengalami cedera lutut, seperti (cedera) ligamen ini," ujar Pontoh.

Tak Sembuh Diurut

KETIKA cedera ligamen terjadi pada orang awam, seringnya dikira keseleo biasa. Karenanya pengobatannya juga seadanya. Misalnya diurut dengan minyak pijat atau minum obat tertentu. Padahal, menurut Orthopaedic Surgeon Dr Andre Pontoh, tak ada cara lain untuk memperbaiki ligamen yang sudah telanjur robek, selain hanya dengan operasi yang dinamakan rekonstruksi anterior cruciate ligament (ACL).

"Nggak bisa diurut atau pakai obat. Hanya operasi menanam kembali urat dari luar lutut sampai ke dalam lutut," kata peraih Victor Chang Fellowship Awards, Australia, tahun 2000 ini saat menjadi pembicara pada media edukasi "Jenis Gangguan Sendi Lutut dan Terapi Penanggulangan Terkini" di RS Pondok Indah, Jakarta, pertengahan Agustus lalu.

Menurutnya, cedera ligamen juga tak mempan di X-Ray. Karena tidak akan memperlihatkan apa-apa. Dengan X-Ray, lutut akan terlihat normal. Padahal, tak lama kemudian akan makin hebat sakitnya. Dan lama-lama menjadi pincang. "Seperti ada yang bergerak-gerak di dalam lutut. Sama juga dengan cedera meniscus. Dan Ini harus dijahit. Jadi, kalau sudah cedera seperti ini, yang diperlukan adalah pemeriksaan dengan menggunakan magnetic resonance imaging (MRI)," ujar Pontoh.

Ligamen adalah urat utama yang menjaga stabilitas lutut untuk tidak terlalu terganggu saat melakukan gerakan dalam olahraga high-impact seperti gulat, tenis, senam, ski, hoki, atau rugby. Karenanya, bentuk dari rekonstruksi ACL sendiri, menurut Pontoh, adalah dengan menanam urat baru dari luar ke dalam lutut. Di luar negeri, urat bisa didapatkan dari mayat. Tetapi, di Indonesia, urat didapatkan dari urat pangkal paha belakang orang itu sendiri.

Namun, Pontoh adalah satu-satunya dokter di Indonesia yang sudah bisa melakukan rekonstruksi ligamen dengan teknik double bundle. "Karena sejak bayi, ACL itu sebenarnya ada dua. Hanya yang satu lebih kecil. Jadi, kalau rekonstruksinya hanya satu kurang maksimal. Kalau dua-duanya, lutut akan menjadi sangat stabil," kata ahli bedah ini sambil menekankan bahwa tidak ada jaminan ligamen tak akan robek kembali saat berolahraga pascarekonstruksi. Karena, yang terbaik tetap saja adalah ligamen yang diciptakan Tuhan.

Dan ACL akan tetap bisa robek jika gerakannya memang berisiko untuk itu. Yaitu mengubah arah dan berhenti tiba-tiba, melambatkan gerakan mendadak di tengah-tengah lari cepat, mendarat dari lompatan yang tinggi, dan kontak langsung, seperti saling menekel antarpemain sepak bola.

Intinya, tidak mungkin melindungi lutut secara menyeluruh untuk mencegah cedera ACL. Jika harus berolahraga high-impact, penguatan dan program-program yang sesuai adalah yang terbaik. Sebelum cedera terjadi, ada baiknya bertanya pada dokter, fisioterapis, atau pelatih untuk mengetahui teknik olahraga yang aman dan minim risiko cedera.

Sjifa Amori
syifamori@jurnas.com

4 komentar:

rendra mengatakan...

maaf saya mau betanya
saya mengalami cedera ligament,ACL setelah bermain basket

setelah saya konsul ke ortopedi,beliau mengatakan bahwa ACL saya robek,tp tdk sluruhnya
hanya sedikit

yang mau saya tanyakan,adakah obat khusus yang bsa mngembalikan ACL saya seperti smula lagi tanpa operasi???

saya ingin kembali bermain basket,tp sya juga agak trauma

tolong infonya
terima kasih

Anonim mengatakan...

waktu maen futsal saya ditabrak lawan dan setelah konsultasi ke orthopedi katanya yang longgar pada MCL,kalo ACL (depan ) n pcl(blakang) yang robek sebagian besar dioperasi karena sebagai penopang utama,bahaya nya kalo dpaksakan maen trus bisa bahaya karena tulangnya bisa parah.kalo yang Mcl kata dokternya sih jangan olharaga yang menekan berat badan dan disarankan olahraga ringan seperti renang dan bersepeda,penyembuhan cedera sendi memang lama bgt,sampe berbulan-bulan

ucupjiee mengatakan...

tempat operasi ligament di mana ?
dan biayanya berapa ?
masa penyembuhannya berapa lama ?
tolong infonya,
Terima kasih

ucupjiee mengatakan...

operasinya di mana ?
biayanya berapa ?
pemulihannya berapa lama ?
terima kasih: